Terlena Pusaran “Korean Wave”
Segala sesuatu terkait Korea kini begitu mudah ditemukan di
sekitar kita. Lihat kembali sederet gadget-mu, mungkin semuanya produk ”Negeri
Ginseng” itu. Setelah film drama Korea yang romantis, musik K-Pop pun membuat
para remaja enggan berpaling.
Budaya Korea, dalam hal ini Korea Selatan, beberapa tahun
terakhir seakan tak terbendung memikat orang di seluruh dunia. Ledakan pengaruh
budaya yang disebut Korean wave, atau hallyu dalam bahasa setempat, itu pun tak
dirasakan sebagai ancaman bagi setiap negara yang dirasuki virus K-Pop.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu
menyebut, Korea berhasil membangun industri kreatifnya dan menjadi konsumsi
dunia. Kekreatifan Korea patut ditiru Indonesia.
Meski lagu popnya setia menggunakan lirik bahasa Korea,
terbukti mudah diterima di negara lain. Hal ini mungkin karena musiknya ringan,
mudah dinikmati semua orang. Tidak heran jika K-Pop dalam waktu singkat mampu
menciptakan penggemar fanatik, khususnya di Asia, termasuk Indonesia.
”Mereka itu lucu dan unik. Tahu Psy yang nyanyi ’Gangnam
Style’ kan? Ada lagi sekarang Crayon Pop, yang ke mana-mana pakai helm.
Lagu-lagu K-Pop keren,” kata Vita Anggraini (16), pelajar SMA yang tinggal di
Bintaro.
Vita dan teman-temannya semakin senang ketika artis Korea
bergiliran konser di Jakarta dalam dua tahun terakhir. Saat ada Festival Film
Korea yang diadakan Juni lalu di Jakarta dan Bandung, remaja ini pun antusias
menonton.
Sepanjang 11 Oktober hingga 3 November, penggemar K-Pop dan
segala sesuatu terkait budaya Korea semakin semringah dengan adanya Festival
Budaya Korea 2013 di Lotte Shopping Avenue, Ciputra World, Jalan Prof Dr
Satria, Kuningan, Jakarta Selatan.
”Sabtu (19/10/2013) ada lomba dance cover di sini, termasuk
dalam rangkaian festival. Wah, remaja yang datang pada ’gila’, hafal semua
lagu, ikut menari bareng. Meriah banget,” kata Anastasia Damastuti, Event and
Public Relation Manager PT Lotte Shopping Avenue Indonesia.
Dance cover adalah bentuk ekspresi penggemar K-Pop. Mereka
berusaha meniru idolanya, mulai dari cara berpakaian, menyanyi, hingga tentu
saja menari. Fans berat K-Pop mulai membentuk grup dance cover. Semakin mirip
detail setiap gerakan yang dilakukan, model pakaian, sampai ekspresi wajah dan
tubuh dengan idolanya, grup dance cover itu pun dianggap mencapai titik
kesempurnaan.
Meski mengakui bahwa daya tarik K-Pop mampu menyihir siapa
pun dengan kreativitasnya, Damastuti memastikan, Festival Budaya Korea 2013 tak
melulu menyuguhkan budaya modern Korea.
President Director Lotte Shopping Avenue Suh Chang Suk saat
pembukaan Festival Budaya Korea, Jumat (18/10/2013), mengatakan, acara ini
digelar untuk memperkenalkan budaya Korea di Indonesia, termasuk seni budaya
tradisional. Festival ini sekaligus sebagai ajang perkenalan dan pertukaran
budaya.
Ada samulnori. Samulnori adalah pertunjukan musik ansambel
menggunakan empat alat musik yang berbeda, sejenis gong dan tambur. Menjelang
sore, ada buchea chum atau tari kipas dilanjutkan dengan tari betawi.
Dalam rangkaian Festival Budaya Korea ini ada pameran seni,
khususnya seni kontemporer yang barang-barangnya dibawa langsung dari National
Museum of Modern and Contemporary Art, Korea. Namun, bukan hanya karya seni
Korea, di situ juga ditampilkan beberapa karya seni Indonesia.
Bagi yang tertarik dengan fotografi, ada juga pameran foto.
Mereka yang punya anak kecil dan senang dengan boneka, datangi pameran boneka
tradisional. Sementara yang doyan makanan Korea, merapatlah pada tanggal 26-27
Oktober 2013 karena ada festival makanan Korea.
Sepekan ke depan, pengunjung bisa melihat pameran pendidikan
dari sejumlah universitas Korea. Yang tak kalah ditunggu-tunggu adalah travel
fair. Berbagai tawaran paket liburan, khususnya ke Korea Selatan, dengan harga
miring siap dipesan. (kompas.com)
Dengan membaca artikel diatas, dapat diketahui bahwasanya
demam korea tengah digandrungi masyarakat Indonesia terutama dikalangan anak
remaja. Tentunya demam ini membawa dampak positif dan juga negatif.
Dampak positif yang bisa kita dapatkan dari demam korea ini
adalah :
a.
Membawa pengaruh terhadap hubungan Bilateral
antara Indonesia dan Korea Selatan.
b.
Masyarakat Indonesia bisa mengetahui serta
mempelajari budaya Negara lain tanpa menghilangkan budaya Indonesia. Remaja
Indonesia juga bisa menguasai bahasa Korea yang akan menambah ilmu dan wawasan
serta dapat menguasai bahasa asing.
c.
Dengan adanya Boyband/Girlband dianggap membawa
warna baru terhadap musik di Indonesia, serta masyarakat Indonesia pun bisa
mengeksplorasi bakatnya melalui musik atau tarian tersebut.
Selain dampak positif tentunya ada juga dampak negatif dari
adanya Korean wave yaitu :
a.
Remaja Indonesia lebih memilih mendengarkan lagu
K-pop atau lebih memilih berdandan mirip dengan idolanya yang terkesan lebih
‘terbuka’ serta mengikuti gaya hidup masyarakat Korea Selatan.
b.
Remaja lebih senang berbicara bahasa Korea
dibandingkan berbicara Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
c.
Remaja Indonesia menjadi lebih konsumtif dan
juga terkesan boros. Mereka membeli stuff, tiket konser, ataupun album original
dari idolanya.
d.
Masyarakatnya lebih senang menonton film Korea
daripada film-film buatan anak bangsa.
Alangkah lebih baiknya jika kita sebagai
warga negara turut berpartisipasi dalam menjaga kebudayaan khas tanah air agar
kebudayaan Indonesia tidak menghilang seiring makin banyaknya budaya asing yang
masuk. Mempelajari kebudayaan asing boleh saja asalkan kita tetap mencintai dan
menjaga budaya khas negara kita sendiri.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar