KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Karena atas berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Matematika dan Ilmu Alamiah Dasar, pada
semester II, di tahun ajaran 2016.
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam
proses pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh
karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ilmu Alamiah Dasar (IAD) merupakan salah matu mata kuliah yang
wajib diikuti oleh setiap mahasiswa pada semua program studi terutama untuk
program studi non exacta dengan maksud mahasiswa dikenalkan pada konsep-konsep
dasar alamiah dalam menunjang dan melandasi pengetahuan mahasiswa dalam
memahami, mengkaji dan menerapkan pengetahuan lainnya, khususnya
pemecahan-pemecahan masalah, teori maupun konsep ilmu yang berkaitan dengan
alam.
Materi ilmu alamiah dasar ini tentu saja hanya bersifat
dasar, umum dan pengantar yang berkenaan dengan fenomena alam dan daya fikir
manusia hingga mampu memperoleh budaya modern yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.
Rasa ingin tahu manusia yang terus berkembang sebagai hasil
perkembangan pola pikir manusia yang terakumulasi dari hasil pengamatan dan
pengalaman telah mendorong manusia untuk melahirkan pendekatan kebenaran yang
tidak hanya mengandalkan kemampuan rasio belaka. Makalah ini secara tidak
langsung akan membahas tentang bagaimana proses kelahiran pengetahuan alamiah
modern yang menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari lebih
lanjut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian serta ruang lingkup ilmu alamiah
dasar?
2.
Bagaimana perkembangan alam pikiran manusia?
3.
Apa itu mitos, legenda, cerita rakyat?
4.
Bagaimana manusia memperoleh pengetahuannya?
5.
Bagaimana cara memperoleh ilmu pengetahuan yang
ilmiah dengan yang tidak alamiah
6.
Apa saja langkah operasional metode ilmiah?
7.
Apa saja keunggulan dan keterbatasan metode
ilmiah?
8.
Apa saja peranan metode ilmiah dalam
perkembangan ilmu pengetahuan?
1.3 KEGUNAAN
PENULISAN
Dengan penulis membuat makalah ini diharapkan bagi pembaca
dan bagi kami sebagai penulis dapat lebih mengetahui apa itu ilmu alamiah dasar
serta apa itu metode ilmiah.
BAB II
PEMBAHASAN
ILMU ALAMIAH DASAR
1.1 PENGERTIAN DAN
RUANG LINGKUP ILMU ALAMIAH DASAR
A. Pengertian IAD
Ilmu Alamiah Dasar merupakan
sebuah ilmu yang mengkaji tentang gejala alam semesta, termasuk yang terjadi di
muka bumi ini. Ilmu Alamiah Dasar dapat juga di katakan sebagai konsep awal
terbentuknya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan semua turunannya, seperti Biologi,
Fisika, dan Kimia. IAD bersifat relatif dan dapat berubah sesuai dengan
kemajuan peradaban manusia. Menurut Abdulah Aly dan Eny Rahmah (2006:V) “Ilmu
Alamiah Dasar merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam
bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan teknologi”. Sehingga terbentuklah sebuah
konsep dan prinsip. Ilmu Alamiah Dasar (IAD) hanya mengkaji konsep-konsep dan
prinsip-prinsip dasar yang essensial saja.
B. Ruang Lingkup IAD
1) Konsep dasar tentang
Ilmu Pengetahuan Alam, meliputi :
1. Fisika (Physics)
Suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari benda tak hidup atau mati dari aspek wujud dengan
perubahan–perubahan yang bersifat sementara. Fisika secara klasik dibagi dalam
mekanika, panas, bumi, cahaya, gelombang, listrik, magnet dan teknik mekanika,
teknik sipil, teknik listrik, dan termasuk dalam lingkup besar ilmu bumi dan
antariksa.
2. Kimia (Chemistry)
Suatu ilmu
pengetahuan yang mempelajari makhluk hidup dan tidak hidup dari aspek susunan
materi dan perubahan–perubahan yang bersifat tetap. Kimia secara garis besar
dibagi menjadi kimia anorganik dan kimia organik. Kedua bagian itu pada
dasarnya membahas dasar keseluruhan, kemudian diikuti analisis kualitatif dan
kuantitatif.
3. Biologi ( Biological Science )
Ilmu pengetahuan
yang mempelajari makhluk hidup dan gejala-gejalanya. Biologi dibagi atas
cabang-cabang antara lain :
a. Botani
Botani adalah suatu cabang
biologi yang mempelajari tentang seluk beluk tentang tumbuhan. Botani merupakan
salah satu bidang kajian dalambiologi yang mengkhususkan diri dalam mempelajari
seluruh aspek biologitumbuh-tumbuhan. Dengan demikian, dalam botani dipelajari
semua disiplin ilmu biologi untuk mempelajari pertumbuhan, reproduksi,
metabolisme, perkembangan, interaksi dengan komponen biotik dan komponen
abiotik, serta evolusi tumbuhan. Orang yang menekuni bidang botani disebut
sebagai Botanis.
b. Zoologi
Zoologi adalah cabang biologi
yang mempelajari struktur, fungsi, perilaku, serta evolusi hewan. Ilmu ini
antara lain meliputi anatomi perbandingan, psikologi hewan, biologimolekular,
etologi, ekologiperilaku, biologievolusioner, taksonomi, dan paleontologi.
Kajian ilmiah zoologi dimulai sejak sekitar abad ke-16.
c. Morfologi
Morfologi adalah suatu studi tentang
struktur luar atau bentuk luar makhluk hidup. Morfologi dipakai oleh berbagai
cabang ilmu. Secara harfiah, morfologi berarti 'pengetahuan tentang bentuk'
(morphos). Berikut beberapa ilmu yang menggunakan nama morfologi:
· Morfologi (linguistik), ilmu tentang
morfem-morfem dalam bahasa.
· Morfologi (biologi), ilmu tentang bentuk
organisme, terutama hewan dan tumbuhan dan mencakup bagian-bagiannya.
· Geomorfologi, ilmu tentang batuan dan bentuk
luar bumi.
d. Anatomi
Anatomi adalah suatu studi
tentang struktur – dalam atau bentuk–dalam makhluk hidup. Anatomi (berasal dari
bahasa Yunani ἀνατομία anatomia, dari ἀνατέμνειν anatemnein, yang berarti
memotong) adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
organisasi dari makhluk hidup. Terdapat juga anatomi hewan atau zootomi dan
anatomi tumbuhan atau fitotomi. Beberapa cabang ilmu anatomi adalah anatomi
perbandingan, histologi, dan anatomi manusia
e. Fisiologi
Fisiologi adalah suatu studi
tentang fungsi bagian tubuh atau organ makhluk hidup. Fisiologi adalah turunan
biologi yang mempelajari bagaimana kehidupan berfungsi secara fisik dan
kimiawi. Istilah ini dibentuk dari kataYunani Kuna φύσις, physis,
"asal-usul" atau "hakikat", dan λογία, logia, "kajian".
Fisiologi menggunakan berbagai metode ilmiah untuk mempelajari biomolekul, sel,
jaringan, organ, sistem organ, dan organisme secara keseluruhan menjalankan
fungsi fisik dan kimiawinya untuk mendukung kehidupan.
f. Sitologi ( Biologi Sel )
Sitologi adalah suatu studi
tentang sel secara mendalam meliputi struktur molekuler dan lain–lain. Biologi
sel (juga disebut sitologi, dari bahasa Yunani kytos, "wadah") adalah
ilmu yang mempelajari sel. Hal yang dipelajari dalam biologi sel mencakup sifat-sifat
fisiologis sel seperti struktur dan organel yang terdapat di dalam sel,
lingkungan dan antaraksi sel, daur hidup sel, pembelahan sel dan fungsi sel
(fisiologi), hinggakematian sel. Hal-hal tersebut dipelajari baik pada skala
mikroskopikmaupun skala molekular, dan sel biologi meneliti baik organisme
bersel tunggal seperti bakteri maupun sel-sel terspesialisasi di dalam
organisme multisel seperti manusia.
2). IPA dan Perkembangan Teknologi.
Setelah
teknologi menempuh pertentangan amat pesat masa lalu hingga menyilaukan mata
manusia, kini benar-benar orang mulai mempersoalkan akibat-akibat yang dibawa
teknologi pada peradaban.manusia secara keseluruhan. Pada hakikatnya, hal
tersebut tidak lain daripada menempatkan teknologi dalam fungsi sosial yang
wajar. Apabila hal ini bisa dilakukan, teknologi dapat memberikan harapan yang
cerah, oleh karena itu teknologi harus dapat merintis jalan ke arah pengadaan
pangan, sandang dan penyediaan pemukiman manusia tanpa merusak tatanan
masyarakat.
3). Dampak perkembangan IPA dan Teknologi
Dampak IPA dan teknologi terhadap
kehidupan manusia seperti banyaknya penemuan seperti penemuan energi cahaya,
pengobatan dengan alat canggih sehingga dapat mempermudah dan bermanfaat banyak
bagi kehidupan manusia.
1.2 PERKEMBANGAN ALAM
PIKIRAN MANUSIA
Cara orang dewasa mencari pengetahuan umumnya sangat
dipengaruhi oleh pengembangan pegetahuan pada masa kanak-kanak.
- Masa bayi (0-2
tahun), disebut periode sensorimotorik. Pada periode ini perkembangan
kecerdasan bayi sangat cepat.
- Masa kanak-kanak
(3-5 tahun), disebut periode praoperasional. Pada periode ini dorongan
keingintahuan anak sangat besar, sehingga banyak orang mengatakan bahwa anak
pad periode ini adalah “masa bertanya”.
- Masa Usia sekolah
(6-12 tahun), disebut periode operasional nyata. Pada masa anak sangat aktif,
ditandai dengan perkembangan fisik dan motorik yang baik. Masa ini juga
merupakan “masa tenang” karena proses perkembangan emosional anak telah
mendapat kepuasan maksimal sesuai dengan kemampuannya.
- Masa remaja (13-20
tahun), disebut periode preoperasional formal. Masa ini merupakan masa
pertentangan (konflik), baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang dewasa.
- Masa dewasa (>
20 tahun), masa ini ditandai dengan kemampuan individu untuk berdiri sendiri.
Mereka mampu mengendalikan perilaku dengan baik, menempatkan dirinya sebagai
anggota dalam kelompok serta merupakan individu yang bertanggungjawab (Tim,
2007:9).
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk yang berfikir (Homo
sapiens). Hal ini disebabkan sifat ingin tahu manusia yang besar, selalu
bertanya tentang siapa, apa, bagaimana, kapan, dimana mengapa dsb. Tuhan
memberi manusia kemampuan berbicara (Homo languens) hingga mampu menyampaikan
pertanyaan dan pendapatnya kepada manusia lain. Manusia juga mampu membuat alat
(Homo faber) yang dapat membantunya mencari nafkah, seperti kemampuan manusia
membuat jaring ikan, panah untuk berburu, pisau, api untuk memasak dsb. Manusia
memiliki rasa keindahan akan sesuatu(Homo aesteticus) sehingga munculah para
perancang bangunan, model pakaian, adat istiadat suatu daerah dsb. Manusia juga
mampu melakukan jual beli (Homo economicus) seperti yang terjadi di pasar
manusia melakukan jual beli terhadap hasil kerjanya. Manusia diberi kelebihan
dalam segala hal dibanding makhluk lain
1.3 MITOS, LEGENDA,
CERITA RAKYAT DAN CARA MEMPEROLEH PENGETAHUAN
A. Mitos
Mitos adalah tradisi lisan yang terbentuk di suatu
masyarakat. Mitos memiliki asal kata dari bahasa Yunani yang artinya sesuatu
yang diungkapkan. Secara pengertian mitos adalah cerita yang bersifat simbolik
yang mengisahkan serangkaian cerita nyata atau imajiner. Di dalam mitos bisa
berisi asal usul alam semesta, dewa-dewa, supranatural, pahlawan manusia atau
masyarakat tertentu yang mana memiliki tujuan untuk meneruskan dan menstabilkan
kebudayaan, memberikan petunjuk hidup, melegalisir aktivitas kebudayaan,
pemberian makna hidup dan pemberian model pengetahuan untuk menjelaskan hal-hal
yang sulit dijelaskan dengan akal pikiran.
Contoh-contoh Mitos
Begitu banyak contoh-contoh mitos yang ada di dindonesia.
karena kita tahu sendiri bahwa memang Mitos sangat berhubungan dengan
terjadinya tempat, alam semesta, para dewa, adat istiadat, dan konsep dongen
suci. ini adalah beberapa contoh Mitos yang ada di Indonesia.
1. Cerita terjadinya mado-mado atau marga di Nias (Sumatra
Utara)
2. Cerita barong di Bali.
3. Cerita pemindahan Gunung Suci Mahameru di India oleh para
dewa ke Gunung Semeru yang dianggap suci oleh orang Jawa dan Bali.
4. Cerita Nyai Roro Kidul (Ratu Laut Selatan)
5. Cerita Joko Tarub
B. Legenda
Legenda adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh yag
empunya cerita sebagai suatu yang benar-benar terjadi. Oleh karena itu, Legenda
seringkali dipandang sebagai sejarah kolektif (folkstory).
Walaupun demikian, karena tidak tertulis maka kisah tersebut
telah mengalami distorsi sehingga seringkali jauh berbeda dengan kisah aslinya.
Oleh karena itu, jika legenda hendak dipergunakan sebagai bahan untuk
merekonstruksi sejarah maka legenda harus bersih dari unsur-unsur yang
mengandung sifat-sifat folklor.
Jan Harold Brunvand menggolongkan legenda menjadi empat
kelompok, yaitu legenda keagamaan (religious legends) legenda alam gaib
(supernatural legends), legenda perseorangan (personal legends), dan legenda
setempat (local legends).
a. Legenda Keagamaan
Legenda keagamaan adalah legenda
orang-orang yang dianggap suci atau saleh. Karya semacam itu termasuk folklor
karena versi asalnya masih tetap hidup di kalangan masyarakat sebagai tradisi
lisan. Di Jawa hagiografi menceritakan riwayat hidup para wali penyebar Islam
pada masa yang paling awal. Salah satu contohnya adalah legenda Wali Sembilan
(Wali Songo) mereka adalah Mau- lana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Bonang,
Sunan Giri, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan
Gunung Jati.
b. Legenda Alam Gaib
Legenda semacam ini biasanya
berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami seseorang.
Fungsi legenda semacam ini adalah untuk meneguhkan kebenaran ”takhayul” atau
kepercayaan rakyat. Contoh legenda ini yaitu kepercayan terhadap adanya hantu,
gendruwo, sundel bolong serta nyi blorong.
c. Legenda Perseorangan
Legenda perseorangan merupakan
cerita mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. Di
Indonesia legenda semacam ini banyak sekali. Di Jawa Timur yang paling terkenal
prosa rakyat itu sudah diubah sedemikian rupa sehingga sesuai dengan rumus
cerita tokoh-tokoh rakyat tradisional.
adalah legenda tokoh Panji. Panji
adalah seorang putra raja Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur yang senantiasa kehilangan
istrinya. Akibatnya, banyak muncul cerita Panji yang temanya selalu perihal
istrinya yang menjelma menjadi wanita lain. Cerita Panji yang semula merupakan
kesusasteraan lisan (legenda), namun telah banyak dicatat orang sehingga
mempunyai beberapa versi dalam bentuk tulisan. Beberapa cerita yang tergolong
ke dalam cerita panji misalnya “Ande-Ande Lumut” (dongeng Cinderella ala Jawa),
Kethek Ogleng (seorang pangeran disihir menjadi seekor kera), ”Cerita Sri
Tanjung”, ”Jayaprana dan Layongsari”. Suatu jenis legenda perseorangan mengenai
perampok seperti
Robin Hood, yang merampok
penguasa korup atau orang kaya untuk didermakan kepada rakyat miskin. Legenda
semacam ini di Jakarta pada ”tempo doeloe” adalah kisah petualangan ”Si
Pitung”.
d. Legenda Setempat
Legenda setempat adalah cerita
yang berhubungan dengan suatu tempat, nama tempat dan bentuk topografi, yaitu
bentuk permukaan suatu tempat, berbukit-bukit, berjurang dan sebagainya.
Legenda setempat yang berhubungan dengan nama suatu tempat misalnya, legenda
Kuningan. Kuningan adalah nama suatu kota kecil yang terletak di lereng Gunung
Ceremai, di sebelah selatan kota Cirebon, Jawa Barat. Contoh lain mengenai
legenda setempat yang berhubungan erat dengan nama tempat adalah legenda
“Anak-anak Dalem Solo yang Mengembara Mencari Sumber Bau Harum”. Legenda ini
berasal dari Trunyan, Bali. Legenda ini dapat dimasukkan ke dalam golongan
legenda setempat karena menceritakan asal mula nama beberapa desa di sekitar
Danau Batur, seperti Kedisan, Abang Dukuh, dan Trunyan. Selain itu
contoh-contoh lain legenda setempat ini misalnya ”Asal Mula Nama Banyuwangi”,
serta legenda ”Roro Jongrang”, ”Tangkuban Perahu”, ”Asal Mula nama Tengger dan
Terjadinya Gunung Batok” serta “asal mula nama kota Bogor”.
C. Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah
yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada umumnya,cerita rakyat mengisahkan tentang
suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang
dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang,
manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa
dijadikan suri tauladan terutama yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral.
Banyak yang tidak menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak
Cerita Rakyat Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita
rakyat menyebar dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun.
Namun sekarang banyak cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga
cerita rakyat indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.
Contoh : Lutung Kasarung
D. Perbedaan Mitos,
Legenda, Cerita Rakyat
Perbedaan antara mitos, legenda dan cerita rakyat yaitu
mitos adalah cerita yang belum jelas terjadinya karena tidak ada bukti otentik
yang bisa membuktikan kebenarannya. Sedangkan Legenda adalah cerita rakyat
dimasa lampau yang benar-benar terjadi dan biasanya memiliki bukti otentik. Dan
Cerita Rakyat itu biasanya cerita tentang kebudayaan asal muasal suatu tempat
atau kejadian.
E. Bagaimana proses manusia
mendapatkan pengetahuan
Tahap pertama dicapai melalui konseptualisasi. Benda nyata
seperti piring atau sendok perlu dikonseptualisasi melalui proses mental. Pengalaman
atas piring dan sendok diabstraksi dan kemudian disatukan menjadi pengalaman
mental yang tersimpan dalam otak.
Proses ini terjadi berulang tiap manusia mendapatkan
pengetahuan baru. Kemampuan konseptualisasi tidak akan sama antara satu orang
dengan yang lain. Pengetahuan akan piring dan sendok relatif mudah dipahami
karena keduanya merupakan perkakas sederhana, nyata, bisa dilihat maupun
diraba.
Namun jenis pengetahuan yang melibatkan struktur yang rumit
serta abstak akan membutuhkan usaha dan mungkin juga kemampuan lebih untuk
memahaminya. Kabar baiknya, layaknya pengetahuan itu sendiri, kemampuan
konseptualisasi juga bisa dilatih dan dikembangkan.
Lantas apakah semua proses ini akan mengantarkan pada
pengetahuan yang benar?
Jawabnya belum tentu. Sangat mungkin manusia mengalami
kesalahan. Seorang astronom bisa saja salah mengartikan gelombang radio yang
terdeteksi dari luar angkasa sebagai sinyal dari makhluk asing, padahal itu
hanya pulsar yang dipancarkan oleh kumpulan bintang.
Agar kesalahan bisa diminimalkan diperlukan verifikasi.
Verifikasi mesti menunjukkan hasil yang konsisten dari waktu ke waktu. Jika
hari ini hasilnya merah dan sebulan kemudian tetap merah, tingkat kepercayaan
atas pengetahuan ini akan semakin tinggi.
Begitulah siklus utama manusia dalam memperoleh pengetahuan,
konseptualisasi yang mesti diiringi dengan verifikasi. Namun ada satu faktor
lagi yang juga berpengaruh, meski ini tidak terkait langsung dengan proses
mental, yaitu metode dalam meraih pengetahuan itu sendiri.
Mengambil contoh di dunia sains, saat ini dikenal apa yang
disebut sebagai metode ilmiah. Metode ini baru diterapkan luas pada abad ke-17.
Sebelum itu, mengikuti Aristoteles, masalah sains cukup dipecahkan melalui
proses berpikir tanpa disertai pembuktian langsung atas hasil proses berpikir
itu.
Dalam metode ilmiah, semuanya hanya sebatas dugaan sebelum
dapat dibuktikan lebih jauh. Hasil berpikir saja tidak akan mencukupi.
Melalaui metode ini, pengetahuan akan memiliki validitas
lebih baik dan memperkecil peluang kesalahan. Ini menjelaskan, metode
memperoleh pengetahuan juga akan menentukan derajat kesahihan atas pengetahuan
itu.
Pengetahuan dapat diperoleh kebenarannya dari dua
pendekatan, yaitu pendekatan non-ilmiah dan ilmiah.
Pada pendekatan non ilmiah ada beberapa pendekatan yakni
akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.
a.
Akal sehat
Menurut Conant yang dikutip
Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian
konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep
merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada
hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun
disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
b.
Intuisi
Intuisi adalah penilaian terhadap
suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya
didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam
pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
c.
Prasangka
Pengetahuan yang dicapai secara
akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian
membuat orang mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan
akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
d.
Penemuan coba-coba
Pengetahuan yang ditemukan
dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha
coba-coba atau dapat dikatakan trial and error. Dilakukan dengan tidak
kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan
masalahnya tidak selalu sama. Sebagai contoh seorang anak yang mencoba
meraba-raba dinding kemudian tidak sengaja menekan saklar lampu dan lampu itu
menyala kemudian anak tersebut terperangah akan hal yang ditemukannya. Dan anak
tersebut pun mengulangi hal yang tadi ia lakukan hingga ia mendapatkan jawaban
yang pasti akan hal tersebut.
e.
Pikiran Kritis
Pikiran kritis ini biasa didapat
dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak
dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat
tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya
hanya didapatkan melalui pikiran yang logis.
f.
Pendekatan Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah
pengetahuan yang didapatkan melalui percobaan yang terstruktur dan dikontrol
oleh data-data empiris. Percobaan ini dibangun diatas teori-teori terdahulu
sehingga ditemukan pembenaran-pembenaran atau perbaikan-perbaikan atas teori
sebelumnya. Dan dapat diuji kembali oleh siapa saja yang ingin memastikan
kebenarannya.
F. Bagaimana Manusia
Mudah Memperoleh Mitos
1. RASA INGIN TAHU
Ilmu pengetahuan alam bermula
dari rasa ingin tahu yang merupakan cirri khas manusia. Manusia mempunyai rasa
ingin tahu tentang benda-benda di alam sekitarnya, bulan, bintang, dan
matahari, bahkan ingin tahu tentang dirinya sendiri (antroposentris).
Dengan pertolongan akal budinya
manusia menemukan berbagai cara untuk melindungi diri terhadap pengaruh
lingkungan yang merugikan. Tetapi adanya akal budi itu juga menimbulkan rasa
ingin tahu yang selalu berkembang. Rasa ingin tahu itu tidak pernah dapat
dipuaskan. Kalau salah satu soal dapat dipecahkan maka timbul soal lain yang
menunggu penyelesaian. Akal budi manusia tidak pernah puas dengan pengetahuan
yang dimilikinya.
Rasa ingin tahu mendorong manusia
untuk melakukan berbagai kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban atas
berbagai persoalan yang muncul dalam pikirannya. Kegiatan yang dilakukan
manusia itu kadang-kadang kurang serasi dengan tujuannya. Sehingga tidak dapat
menghasilkan pemecahan. Tetapi kegagalan biasanya tidak menimbulkan rasa putus
asa, bahkan seringkali justru membangkitkan semangat yang lebih menyala-nyala
untuk memecahkan persoalan. Dengan semangat yang makin berkobar ini diadakanlah
kegiatan-kegiatan lain yang dianggap lebih serasi dan dapat diharapkan akan
menghasilkan penyelesaian yang memuaskan. Kegiatan untuk mencari pemecahan
dapat berupa:
a. Penyelidikan langsung.
b. Penggalian hasil-hasil
penyelidikan yang sudah pernah diperoleh orang lain.
c. Kerja sama dengan
penyelidik-penyelidik lain yang juga sedang memecahkan soal yang sama atau yang
sejenis.
Rasa ingin tahu manusia ternyata
tidak dapat terpuaskan hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk
itulah, manusia mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai
contoh: “Apakah pelangi itu?”, karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka
jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru
yaitu bidadari. Contoh lain: “Mengapa gunung meletus?”, karena tak tahu
jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: “Yang berkuasa dari
gunung itu sedang marah”. Dengan menggunakan jalan pemikiran yang sama
muncullah anggapan adanya “Yang kuasa” di dalam hutan lebat, sungai yang besar,
pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya raksasa yang menelan bulan pada
saat gerhana bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan dan kepercayaan itulah
yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan atas mitos disebut
legenda.
Mitos itu timbul disebabkan
antara lain karena keterbatasan alat indera manusia misalnya:
a. Alat
Penglihatan
Banyak benda-benda yang bergerak
begitu cepat sehingga tak tampak jelas oleh mata. Mata tidak dapat membedakan
benda-benda. Demikian juga jika benda yang dilihat terlalu jauh, maka tak mampu
melihatnya.
b. Alat Pendengaran
Pendengaran manusia terbatas pada
getaran yang mempunyai frekuensi dari 30 sampai 30.000 perdetik. Getaran di
bawah 30 atau di atas 30.000 perdetik tak terdengar.
c. Alat Pencium
dan Pengecap
Bau dan rasa tidak dapat
memastikan benda yang dicecap maupun diciumnya . manusia hanya bisa membedakan
4 jenis masa yaitu rasa manis,masam ,asin dan pahit.
Bau seperti parfum dan bau-bauan
yang lain dapat dikenal oleh hidung kita bila konsentrasi di udara lebih dari
sepersepuluh juta bagian. Melalui bau, manusia dapat membedakan satu benda
dengan benda yang lain namun tidak semua orang bisa melakukannya.
d. Alat Perasa
Alat perasa pada kulit manusia
dapat membedakan panas atau dingin namun sangat relatif sehingga tidak bisa
dipakai sebagai alat observasi yang tepat.
Alat-alat indera tersebut di atas
sangat berbeda-beda, di antara manusia: ada yang sangat tajam penglihatannya, ada yang tidak. Demikian juga
ada yang tajam penciumannya ada yang lemah. Akibat dari keterbatasan alat
indera kita maka mungkin timbul salah informasi, salah tafsir dan salah
pemikiran. Untuk meningkatkan kecepatan dan ketepatan alat indera tersebut
dapat juga orang dilatih untuk itu, namun tetap sangat terbatas. Usaha-usaha
lain adalah penciptaan alat. Meskipun alat yang diciptakan ini masih mengalami
kesalahan. Pengulangan pengamatan dengan berbagai cara dapat mengurangi
kesalahan pengamatan tersebut. Jadi, mitos itu dapat diterima oleh masyarakat
pada masa itu karena:
·
Keterbatasan pengetahuan yang disebabkan karena
keterbatasan penginderaan baik langsung maupun dengan alat.
·
Keterbatasan penalaran manusia pada masa itu.
·
Hasrat ingin tahunya terpenuhi
Menurut Auguste comte (1798-1857),dalam sejarah perkembangan
jiwa manusia, baik sebagai individu maupun sebagai keseluruhan, berlangsung
tiga tahap:
1. Tahap teologi
atau fiktif
2. Tahap filsafat
atau metafisik atau abstrak
3. Tahap positif
atau ilmiah riel
Pada tahap teologi atau fiktif manusia berusaha untuk
mencaari atau menemukan sebab yang pertama dan tujuan yang terakhir dari segala
sesuatu,dan selalu dihubungkan dengan kekuatan ghaib. Gejala alam yang menarik
perhatiannya selalu diletakkan dalam kaitannya dengan sumber yang mutlak.
Mempunyai anggapan bahwa setiap gejala dan peristiwa dikuasi dan diatur oleh
para dewa atau kekuatan ghaib lainnya.
Tahap metafisika atau abstrak merupakan tahap dimana manusia
masih tetap mencari sebab utama dan tujuan akhir, tetapi manusia tidak lagi
menyadarkan kepada kepercayan akan adanya kekuatan ghaib , melainkan kepada
akalnya sendiri,akal yang telah mampu melakukan abstraktasi guna menemukan
hakikat segala sesuatu.
Tahap positif atau riel merupakan tahap dimana manusia telah
mampu berfikir secara positif atau riel,atas dasar pengetahuan yang telah
dicapainya yang dikembangkan secara positif ,melalui pengamatan , percobaan dan
perbandingan.
Mitos adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman
dan pemikiran sederhana serta dikaitkan dengan kepercayaan akan adnya kekuatan
ghaib. Sehingga pengetahuan yang diperoleh bersifat subyektif.
Gempa bumi diduga terjadi karena Atlas (raksasa yang memikul
bumi pada bahunya )memindahkan bumi dri bahu yang satu kebahu yang lain.
Gerhana bulan diduga terjadi karena dimakan oleh raksasa. Menurut dongeng raksasa
itu takut pada bunyi – bunyian, maka pada waktu gerhana bulan manusia memukul
apa saja yang dapat menimbulkan bunyi. Supaya raksasa itu takut dan memuntahkan
kembali bulan purnama. Bunyi guntur dikira ditimbulka oleh adanya kereta yang
dikendarai dewa melintas langit.
Demikian pada tahap mitos atau tahap teologi ini manusia
menjawab rasa ingin tahunya dengan menciptakan dongeng-dongeng atau mitos,
karena alam pikirannya masih terbatas pada imajinasinya dan cara berpikir
irasional.
Masyarakat dahulu dapat menerima mitos karena keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan pemikirannya.sedangkan hasrat ingin tahunya
berkembang terus.
Puncak hasil pemikiran seperti di atas terjadi pada zaman
Babylona,yaitu kira-kira 700-600 SM. Pendapat orang Babylona tentang alam
semesta antara lain adalah bahwa alam semesta merupakan suatu ruangan atau
selungkup. Lantainya adalah bumi yang datar , sedangkan langit dengan
bintangnya merupakan atapnya. Dilangit ada semacam jendela yang memungkinkan
air hujan dapat sampai ke bumi.
Karena kemampuan berpikirnya manusia semakin maju dan
disertai pula oleh perlengkapan pengamatan, misalnya teropong bintang, mitos
dengan berbagai legendanya makin ditinggalkan, dan mereka cendrung menggunakan
akal sehat dan rasionya.
METODE ILMIAH
1.1 LANGKAH
OPERASIONAL METODE ILMIAH
A. Perumusan masalah
yang dimaksud dengan masalah yaitu pernyataan apa, mengapa,
ataupun bagaimana tentang obyek yangteliti. Masalah itu harus jelas batas-batasnya
serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.
B. Penyusunan hipotesis
yang dimaksud hipotesis yaitu suatupernyataan yang
menunjukkan kemungkinan jawaban untukmemecahkan masalah yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain,hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung
olehpengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban
sementara dari permasalahan yang harus diujikebenarannya dalam suatu obserevasi
atau eksperimentasi.
C. Pengujian hipotesis
yaitu berbagai usaha pengumpulan fakta-fakta yang relevan
dengan hipotesis yang telah diajukan untuk dapatmemperlihatkan apakah terdapat
fakta-fakta yang mendukunghipotesis tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat
diperoleh melalui pengamatan langsung dengan mata atau teleskop atau dapat
jugamelalui uji coba atau eksperimentasi, kemudian fakta-fakta itudikumpulkan
melalui penginderaan.
D. Penarikan kesimpulan
penarikan kesimpulan ini didasarkan ataspenilaian melalui
analisis dari fakta (data) untuk melihat apakahhipotesis yang diajukan itu
diterima atau tidak.Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang terkumpul
itumendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta tidak mendukung makahipotesis itu
ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatupengetahuan yang kebenarannya
telah diuji secara ilmiah, danmerupakan bagian dari ilmu pengetahuan.
1.2 KEUNGGULAN DAN
KETERBATASAN METODE ILMIAH
A.Keterbatasan
Dengan metode ilmiah dapat dihasilkan ilmu atau
pengetahuanyang ilmiah. Dalam pengujian hipotesis, diperlukan data. Data
iniberasal dari pengamatan yang dilakukan oleh pancaindera. Kitamengetahui
bahwa panca indera mempunyai keterbatasan untukmenangkap sesuatu fakta. Dengan
demikian maka data yang terkumpul juga tidak sesuai dengan yang sebenarnya.
Kesimpulan yang diambilberdasarkan data tidak benar, tentu saja juga tidak akan
benar. Jadi,peluang terjadinya kekeliruan suatu kesimpulan yang
diambilberdasarskan metode ilmiah tetap ada. Oleh karena itu semuakesimpulan
ilmiah, atau kebenaran ilmu bersifat tentatif, artinya kesimpulan itu dianggap
benar selama belum ada kebenaran ilmu yangdapat menolak kesimpulan itu.
Sedangkan kesimpulan ilmiah yangdapat menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu,
menjadi kebenaranilmu yang baru.Keterbatasan lain yaitu tidak dapat menjangkau
untuk membuatkesimpulan yang bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistim
nilai,tentang seni dan keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untukmenguji
adanya Tuhan.
B.Keunggulan
Ciri ilmiah yaitu obyektif, metodik, sistimatik dan berlaku
umum olehkarena itu orang akan terbimbing sedemikian hingga
padanyaterkembangkan suatu sikap ilmiah.Sikap ilmiah yaitu :
1). Mencintai kebenaran yang
obyektif, dan bersikap adil
2). Menyadari bahwa kebenaran
ilmu tidak absolut
3). Tidak percaya pada takhyul,
astrologi maupun untung-untungan.
4). Ingin tahu lebih banyak
5). Tidak berpikir secara
prasangka
6). Tidak percaya begitu saja
pada suatu kesimpulan tanpa adanyabukti-bukti yang nyata.
7). Optimis, teliti dan berani
menyatakan kesimpulan yang menurutkeyakinan ilmiahnya adalah benar.
1.3 PERANAN METODE
ILMIAH DALAM PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
Peranan metode ilmiah :
a.metode ilmiah berperan untuk
memberikan penjelasan logis dalam ilmu empiris
b.sebagai landasan dalam
melakukan suatu penelitian ilmiah
c.berperan dalam memberikan bukti
yang konkrit terhadap suatu ilmu pengetahuan
1.4 CARA MEMPEROLEH
ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN YANG
TIDAK ILMIAH
1. Dengan Cara Non Ilmiah
Yaitu pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara yang tidak
termasuk ilmiah.
Biasanya berupa pengetahuan yang diperoleh dari alat panca
indera, atau pengembangan dari pemikiran, atau dari intuisi.
2. Dengan Cara Ilmiah
Biasanya disebut ilmu yang merupakan hasil pemahaman manusia
dengan menggunakan metode ilmuah
BAB III
KESIMPULAN
Ilmu Alamiah Dasar merupakan sebuah ilmu yang mengkaji
tentang gejala alam semesta, termasuk yang terjadi di muka bumi ini. Ruang lingkup ilmu ilmiah dasar secara umum dibagi menjadi tiga, yaitu fisika, kimia, dan biologi.
Mitos adalah tradisi lisan yang terbentuk di masyarakat, legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, sedangkan cerita rakyat adalah kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh suatu bangsa
Manusia mendapatkan pengetahuan melalui dua proses yaitu proses konseptualisasi dan verifikasi
Mitos adalah tradisi lisan yang terbentuk di masyarakat, legenda adalah cerita rakyat yang dianggap benar-benar terjadi, sedangkan cerita rakyat adalah kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki oleh suatu bangsa
Manusia mendapatkan pengetahuan melalui dua proses yaitu proses konseptualisasi dan verifikasi
Metode ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh
pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis.
Langkah operasional metode ilmiah terbagi menjadi empat, yaitu rumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Adapun peranan metode ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah memberikan penjelasan logis serta bukti yang konkrit dalam ilmu empiris
Langkah operasional metode ilmiah terbagi menjadi empat, yaitu rumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis, dan penarikan kesimpulan. Adapun peranan metode ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan adalah memberikan penjelasan logis serta bukti yang konkrit dalam ilmu empiris
DAFTAR PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)